/

Mengintip Mimpi di Sukawening

3 menit membaca

“Isin ah ka payuna ogé (malu ah ke depannya juga),” ucap gadis kecil bernama Ita. Gadis berusia 9 tahun tersebut duduk di salah satu sudut kelas. Saat itu ruang kelas sedang gaduh oleh permainan yang dibawakan oleh Krucil Buki. Dalam setiap kunjungan, inilah yang selalu diajarkan Buki kepada adik-adik: menguji keberanian. Meski Ita sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan yang disampaikan Krucil, tetap saja ia belum punya kepercayaan diri untuk mengangkat tangannya.

SDN Bojong Jambu terletak di Kampung Bojong Jambu, Desa Sukawening, kecamatan Ciwidey, Bandung. Tempat ini tidak jauh dari Rumah Belajar Anak Bintang (RAJAB) yang lebih dulu Buki kunjungi. Di RAJAB sendiri, Buki menyerahkan buku-buku cerita dan buku pelajaran. Ada juga donasi Al-Quran, buku dan alat tulis. Menurut Angga, salah satu pengurus RAJAB, dirinya sangat senang dengan kedatangan Buki. “Apalagi buku-buku penunjang pelajaran ini cukup membantu kami dalam mendidik dan mengasuh adik-adik di sini,” katanya. RAJAB memiliki sasaran yang sudah terprogram dengan baik. Setiap harinya mereka memberikan pelajaran tambahan yang diadakan mulai hari Senin hingga Jumat usai jam pulang sekolah. Materi yang diajarkan, selain MIPA dan Bahasa Inggris, juga dikenalkan pelajaran karakter yang berbeda setiap bulannya. “Jika bulan kemarin tentang kejujuran dan kerjasama, tema karakter bulan ini adalah tentang rasa percaya diri,” tambah Angga.

Krucil Buki pun diajak berkeliling ruangan RAJAB, mulai dari perpustakaan, area belajar, hingga ruang kreativitas dan seni yang ada di lantai dua. Buki pun terpesona melihat karya-karya mereka yang mengagumkan. Sungguh tak terbayangkan, di sebuah desa nan asri terdapat rumah didik yang punya cita-cita tinggi melahirkan generasi hebat. RAJAB yang diprakarsai oleh Karang Taruna setempat telah memberi pelajaran sederhana bahwa harapan cerah, sekecil apapun akan selalu ada.

sukawening2

Matahari hampir di atas kepala ketika Buki singgah di SDN Bojong Jambu. Murid-muridnya sebagian besar juga belajar di RAJAB. Buki diizinkan datang ke salah satu ruang kelas dan mengajak adik-adik untuk bermain. Sekitar 50-an anak tumpah dalam ruang kelas. Bahkan tidak ada satupun bangku yang kosong. Adik-adik bahkan ada yang terpaksa melantai dengan riangnya. Buki pun mulai mengajak mereka bercerita tentang keseharian mereka apa. Mulai dari berangkat sekolah, membantu orangtua, hingga berangkat mengaji ke madrasah.

sukawening1

Sebagaimana #VisitBuki, Krucil pun memberikan kesempatan kepada adik-adik untuk menuliskan cerita. Kali ini tema yang diangkat adalah tentang cita-cita mereka setelah besar mau jadi apa serta alasannya. Tulisan pun dikumpulkan. Krucil pun sibuk memilih cita-cita terbaik mereka. “Nanti yang dipanggil namanya maju ke depan, ya! Bacakan cita-citanya yang keras,” ujar Kak Meyer yang memimpin sesi permainan.

Satu persatu adik-adik yang disebutkan namanya pun maju ke depan kelas, membacakan cita-cita mereka dengan lantang.

Semoga semesta mengamini…

bukuberkaki

Ini adalah semacam gerakan sosial. Layaknya kaki, maka pasti hubungannya dengan jalan-jalan. Jalan-jalannya dari panti ke panti. Nah, yang jalan-jalannya adalah bacaan gratis.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

Indonesia di Balik Gunungan Sampah

Cerita Berikutnya

Sejuta Semangat di Sekolah Jalanan

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya