/

Merajut Kehangatan di Kelas Krucil

7 menit membaca

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Ada kejutan manis dari Buku Berkaki di awal bulan Maret ini, namanya #KelasKrucil. Apasih #KelasKrucil itu? Yuk mari kita kupas lebih dalam tentang acara yang keren ini. #KelasKrucil adalah acara internal Buku Berkaki yang diadakan khusus untuk Krucil – sebutan bagi volunteer Buku Berkaki. Tujuannya adalah untuk menambah ketrampilan dari para krucil Buki sekaligus sebagai ajang untuk mendekatkan dan mengakrabkan krucil Buki. #KelasKrucil perdana ini dilakukan pada tanggal 4, 5, 6 Maret 2016 di Villa Leher Kerbau, Megamendung, Puncak, Bogor yang diisi dengan Kelas Dongeng dari Kak Ale dan Kelas Fotografi bersama Kak Meyer.

Rombongan Krucil mendarat di Leher Kerbau tepat pada pukul 00.30 Sabtu dini hari. Pagi ini setelah melewati separuh malam dengan membaringkan badan di Puncak, Krucil buki telah siap untuk bersenang-senang. Kegiatan pagi ini diawali dengan melakukan perjalanan menyusuri rimbunnya hutan mini disekitar villa, yang kemudian dilanjutkan dengan bermain air bersama di kolam renang. Sungguh suasana pagi yang begitu menyegarkan dan menenangkan. Jauh dari polusi, kebisingan suara kendaraan bermotor dan deadline pekerjaan yang kadang terasa begitu menghimpit. Dijamin deh Krucil Buki akan betah berlama-lama di tempat seru ini.

Krucil_Muncak_4

Bertugas sebagai Co-chef, semua krucil begitu antusias untuk bermain dan bersenang-senang di dapur bersama sang master masakan Manado, Chef Meyer. Meskipun dipenuhi dengan candaan dan celotehan yang tidak jelas arah dan tujuannya, namun inilah yang kemudian menjadi senjata ampuh untuk mempererat ikatan diantara kita. Dan sesuai dengan ekspektasi, hasil karya krucil di dapur hari ini sungguh lezat dan menggugah selera makan kita. Satu kalimat yang tepat untuk mengungkapkan Cooking Class hari ini adalah : Perut kenyang hatipun senang.

Berlanjut ke acara inti yaitu kelas dongeng dan kelas fotografi yang sudah ditunggu-tunggu oleh semua peserta. Kelas dongeng bersama Kak Ale sangat menarik dan menyenangkan karena selain belajar tentang teori dalam mendongeng, kita juga dapat menyerap ilmu lebih dengan adanya praktik dongeng langsung secara individu di depan semua peserta. Sungguh mendongeng ternyata memang bukan perkara yang gampang untuk dilakukan. Tapi kami yakin bahwa kemampuan mendongeng yang baik merupakan sebuah investasi masa depan yang sangat menjanjikan. Sebab melalui dongeng, anak-anak diajarkan tentang arti kehidupan melalui cara yang menyenangkan.

Setelah belajar mendongeng, kegiatan dilanjutkan dengan kelas fotografi. Siapa sih yang tidak suka mengabadikan momen dalam sebuah foto? Rasanya tidak ada. Karena foto bebicara juah lebih banyak daripada kata-kata, maka kemampuan dalam bidang ini menjadi begitu penting untuk dipelajari lebih dalam lagi. Bersama Kak Meyer kelas fotografi kali ini diisi dengan berbagai materi baik teori maupun praktik tentang berbagai teknik, tips dan trik dalam fotografi, selain itu peserta juga diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmunya secara langsung melalui Fotografi Challenge yang akan dilakukan keesokan harinya.

Malam minggu di awal bulan terlalu berharga jika dilewatkan dengan menangisi kesendirian dibalik jendela kamar yang terguyur hujan. Itulah ungkapan yang sering muncul dari malam minggu – malam minggu sebelum ini. Tapi malam Minggu kali ini terasa begitu istimewa untuk krucil Buki. Alasannya memang sederhana, sesederhana berkumpul dan tertawa bersama keluarga di depan TV. Barbeque bersama di halaman villa hingga makan malam bersama ditengah dinginnya udara kota hujan terasa begitu istimewa. Setelah dirasa cukup untuk mengganjal perut yang lapar, acara kemudian dilanjutkan dengan blind date with books. Blind date di malam Minggu yang syahdu, siapa yang akan menolak?

Ada yang beda loh dari Blind date with book-nya buki malam ini. Apa sih bedanya? Yuk mari kita simak ulasannya. Blind date with book ini bukan hanya tentang bertukar buku yang dijaga kerahasiaanya, namun ini merupakan gabungan beberapa permainan seru. Dimulai dengan peraturan yang mengharuskan kita “memarkir” semua “Gawai” (read : HP) dan mengharuskan semua peserta untuk mengunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar selama berlangsungnya acara, hingga tantangan yang dirasa cukup spektakuler bagi krucil. Bonus gambar tempel yang akan mendarat di wajah jika kedapatan melanggar peraturan tersebut menjadi bumbu yang akan menambah kerseruanmalam hari ini. Salah satu contohnya adalah ketika kata online tidak seharusnya diucapkan dan harus menggantinya dengan kata “dalam jaringan” serta kulkas yang setiap hari kita ucapkan ternyata bukan bahasa Indonesia melainkan Bahasa Belanda. Disinilah nilai pelajaran Bahasa Indonesia kami mulai dipertanyakan? Malam semakin larut keseruan semakin bertambah, terlebih ketika semakin banyak gambar tempel yang memenuhi wajah krucil dan tantangan yang semakin menggila. Parodi dari berberapa artis papan atas negeri ini, seperti gaya bicara ala Feni Rose dan Syahrini sangat sayang untuk dilewatkan.

Setelah melepas lelah pasca nge-date semalam, Minggu pagi yang ceria ini dilewatkan dengan melakukan hunting foto sesuai ilmu yang telah diperoleh dari kelas Fotografi bersama Kak Meyer kemarin. Bukan hanya dapat mempraktikkan langsung berbagai teknik dan trik fotografi, lukisan alam yang membentang indah sepanjang perjalanan menyusuri Curug Panjang Megamendung Puncak Bogor menjadi bonus yang menyenangkan. Alam memang selalu menawarkan kebahagiaan yang istimewa, yang terlalu indah untuk dilewatkan.

Krucil_Muncak_3

Rasanya jarum jam berputar terlalu cepat, dua hari yang menyenangkan harus segera diakhiri. Terimakasih untuk kejutan awal bulan yang begitu istimewa dari Buku Berkaki. Sejujurnya, memiliki kalian sebagai –keluarga- adalah salah satu bagian terindah dalam hidup ini. Semoga kebersamaan di Leher Kerbau membawa mimpi-mimpi anak Indonesia berjalan lebih dan lebih jauh lagi. Semoga akan semakin banyak anak-anak Indonesia yang tertular virus cinta dari Buki. Cinta teramat dalam terhadap benda mati bernama –Buku- dan sahabat baiknya yang bernama –membaca-

When a book walks, a dream works[/vc_column_text][vc_video link=”https://youtu.be/WKAxJ826Qmc”][/vc_column][/vc_row]

Rosalia Riski

Penulis adalah Krucil Buki yang gemar dan rajin ikut kegiatan Buki meski harus naik KRL dari Bogor.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

Kelas Krucil: Momen Membahagiakan Diri Sendiri

Cerita Berikutnya

Ketika Koleksi Buki Jalan-jalan ke Cikoneng

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya