#RabuBacaBuku: Na Willa

2 menit membaca

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil?

Mengambil latar belakang Surabaya tahun 1960-an, Na Willa, karangan Reda Gaudiamo yang ilustrasinya digarap dengan apik oleh Cecillia Hidayat, ini bisa dinikmati oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Seperti judulnya, buku cerita ini memaparkan sketsa keseharian seorang anak perempuan bernama “Willa” dengan Mak, Pak, Mbok dan teman-teman bermainnya.
Willa serba ingin tahu bahkan tak jarang memiliki imajinasi yang liar dan tingkah yang jujur khas anak-anak. Salah satunya, ia sempat membayangkan bahwa banyak orang-orang kecil yang hidup di dalam radio dan bernyanyi atau bersenda gurau sepanjang hari. Atau suka penasaran kenapa ikan bandeng tidak punya banyak mata.

Tak hanya itu, Reda sekali-kali berkali-kali menyentil pembacanya dengan sosok Willa, gadis cino yang tak bermata sipit dan berkulit gelap, diselimuti dengan kebandelan khas anak-anak. Dari yang lucu saat Willa bermain boneka bersama Ida atau perlawanan Willa terhadap Warno ketika diolok dengan sebutan “Asu Cino”. Ibu, di sini tokoh yang dekat dengan Willa, justru memunculkan ide yang tak hanya sekadar berwujud basa-basi kerukunan belaka, tapi mengajak ia untuk menyadari bahwa kita semua memiliki perbedaan dan menerimanya sebagai sebuah bentuk kewajaran.

Melihat keseharian dari kacamata jernih NaWilla, persahabatannya dengan teman-temannya yang hangat dan tutur kisah yang sederhana seolah mengajak kita masuk mesin waktu bertandang ke masa kecil deh!

Eh, Na Willa juga suka buku dan cinta mati dengan perpustakaan. Kira-kira masih ingat tidak apa buku kesukaan kamu saat kecil? Yuk ceritakan di momen #RabuBacaBuku kali ini.

bukuberkaki

Ini adalah semacam gerakan sosial. Layaknya kaki, maka pasti hubungannya dengan jalan-jalan. Jalan-jalannya dari panti ke panti. Nah, yang jalan-jalannya adalah bacaan gratis.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

#RabuBacaBuku: Where The Wild Things Are (1963)

Cerita Berikutnya

10 Tahun Komunitas Buku Berkaki #Buki1Dekade

Terbaru dari Blog