/

Bangun Taman Baca di Sindanglaya

4 menit membaca

Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN baru saja saya lakukan bersama 29 teman lainnya yang berasal dari berbagai jurusan. Kami mendapatkan lokasi pengabdian di Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, kota Serang, provinsi Banten. Yaa, saya menyebutnya sebagai lokasi pengabdian, karena di sana kami memang melakukan pengabdian masyarakat. Selama kurang lebih satu bulan kami mengabdikan diri kami, membaur bersama masyarakat Sindanglaya.

Tempat Buku yang lama
Tempat Buku yang lama

Desa Sindanglaya memiliki 12 RT yang dipimpin oleh Kepala Desa bernama Pak Anwar yang bertempat tinggal di RT 01, sama seperti kami yang juga tinggal di RT 01. RT 01 merupakan RT termaju dibandingkan RT lainnya. Setelah melakukan analisis kebutuhan desa, kami mahasiswa KKN menentukan program kerja yang akan kami lakukan untuk kemajuan desa ini. Salah satu program yang kami buat adalah pendirian taman baca dengan bantuan donasi dari Buku Berkaki. Awal mula kami mengusung taman baca ini adalah karena di desa Sindanglaya ini banyak sekali jumlah anak-anak kecil yang bermain sepulang sekolah, dan ketika saya membawa buku dongeng dan mengajak salah satu anak membaca bersama di homestay, mereka sangat tertarik dan memiliki minat baca tinggi.

Adik-adik di Sindanglaya
Adik-adik di Sindanglaya

Hanya saja, di sekolah mereka sedikit sekali buku bacaan yang dimiliki dan juga orang tua yang tidak begitu memperhatikan kemampuan membaca anak. Setelah melihat itu semua, kami semakin mantap untuk mendirikan taman baca ini. Setelah melakukan survey lokasi penempatan taman baca, kami memilih RT 01, tepatnya di rumah karang taruna untuk dijadikan taman baca. Namun, ternyata kami melihat ada RT lain yaitu RT 04 yang ternyata lebih membutuhkan buku-buku tersebut karena di RT 04 lebih banyak anak-anak sekolah dan lingkungannya. Banyak sekali sekolah, mulai dari TK sampai dengan SMP.

Rak buku sementara
Rak buku sementara

Akhirya kami memindahkan taman baca ke RT 04, tepatnya di RA (Raudhatul Atfal/Taman Kanak-Kanak) AL-Khairyah. Pemilik dan pengelola RA tersebut ternyata sudah pernah mendirikan taman baca, namun penyimpanan buku sementara belum direnovasi dan terkena hujan sehingga beberapa buku yang ada rusak.

Baca juga:
Mengintip Bale Sinau
Percayalah, Dongeng itu Baik
Mengintip Mimpi di Sukawening

Dengan adanya donasi dari Buku Berkaki, ternyata membawa semangat baru kepada Pak Samsuri, pemilik RA Al-Khairiah untuk menjaga dan mengembangkan taman baca yang kami beri nama “Taman Baca Kita”. Karena saat ini belum memiliki rak buku, maka kami dan pak Samsuri menggunakan rak bekas televisi untuk meletakan bukunya. “Nanti akan saya belikan lagi raknya menyesuaikan jumlah buku yang akan bertambah,” ujar Pak Samsuri dengan semangat.

Selamat Datang di Taman Baca Kita
Selamat Datang di Taman Baca Kita

Kami dan Pak Samsuri sangat berterima kasih kepada Buku Berkaki yang telah mendonasikan buku ke desa Sindanglaya yang sama sekali belum pernah terjamah dalam pendonasian buku bacaan yang bervariasi. Tentunya kami berharap dengan adanya taman baca ini akan menambah semangat anak-anak desa sindanglaya untuk giat membaca. Sehingga selain ada aktivitas bermain, menjadikan kegiatan baca buku bisa jadi pilihan adik-adik di Sindanglaya. Harapannya wawasan mereka pun menjadi luas dan dapat berguna untuk desanya kelak.

When a book walks, a dream works.

**

Feby Restu Dyastika
Krucil Buku Berkaki

bukuberkaki

Ini adalah semacam gerakan sosial. Layaknya kaki, maka pasti hubungannya dengan jalan-jalan. Jalan-jalannya dari panti ke panti. Nah, yang jalan-jalannya adalah bacaan gratis.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

Yuk, Belajar Bahasa Ibu Lagi

Cerita Berikutnya

Sudah Makan Dengan Gizi Seimbangkah Hari Ini?

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya