/

Siram-siram, Tanam-tanam

5 menit membaca

Aku anak Saaja, rajin doa, rajin belajar, sayang semua. Saaja, Saaja, YES!!!

Kami disambut kembali dengan tepuk khas anak Saaja yang sangat bersemangat. Sabtu itu adalah kali kedua #VisitBuki ke TK Saaja Param, Jakarta Selatan. Panasnya siang seketika menguap saat kami sampai di halaman belakang TK yang rindang.

Setelah pemanasan dengan yel-yel dan nyanyian bersama ibu guru dan krucils, acara inti hari itu pun dimulai. Adik-adik Saaja dan Krucil belajar bercocok tanam! Yay! Kak Ocha membagi Krucil dan adik-adik ke dalam kelompok kecil yang diberikan 2 botol minuman bekas yang sudah dipotong, kuas, dan cat.

Loh? Katanya mau bercocok tanam?

Iya, kami belajar membuat vertikultur dengan memanfaatkan barang bekas di lingkungan sekitar. Kak Ari dan Kak Ocha mengarahkan untuk terlebih dulu menghias botol plastik bekas minuman itu dengan gambar sesuai kreasi kelompok. Tunggu, apa lagi itu vertikultur? Mana bagian bercocok tanamnya?

Jadi, vertikultur adalah cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical. Botol-botol yan sudah dihias itu nantinya akan diikat dengan tali secara bersusun. Barulah setelah itu diberi media tanam dan bibit di dalamnya. Adik-adik waktu itu tidak hanya sekedar mewarnai, mereka juga belajar membuat warna-warna baru dengan cara mencampurkan satu warna dengan warna lainnya. Seru sekali! Bahkan ada salah satu kelompok yang mewarnai botol lebih banyak dari yang ditugaskan karena saking bersemangatnya.

Sambil menunggu catnya kering, adik-adik diajak mendengarkan dongeng tentang Air. Oh ya, #VisitBuki kali ini juga dalam rangka memperingati Hari Air dan Hari Lingkungan Hidup. Melalui dongeng, adik-adik diajak mengenal pentingnya air bagi kehidupan dan juga pentingnya menjaga lingkungan hidup. Waktu dongeng selesai ternyata catnya belum kering. Kak Manda akhirnya mengajak adik-adik untuk bernyanyi lagi sampai keringatan. Yihaaaa!

Um… jadi bercocok tanam gak?

Setelah botol-botol yang diwarnai kering, adik-adik kembali ke kelompok dan dibagikan media tanam dan bibit oleh Kak Ari. Mereka juga diminta untuk menyirami bibit secukupnya dan kemudian digantung di dinding depan kelas dengan bantuan kakak Krucil. Hore!

Sudah selesai?

Vertikulturnya sudah selesai, sudah disusun rapi di dinding dengan gantungan yang sudah disiapkan sebelumnya oleh kakak-kakak pengurus TK Saaja. Tapi acaranya belum selesai, dong. Adik-adik yang sudah mulai lelah tapi masih bersemangat diajak makan pisang, biskuit, dan sekotak susu yang menyehatkan. Mereka pun membuang sampah dengan tertib setelah makan. Meskipun masih TK, mereka sudah pintar membuang sampah pada tempatnya, loh…

#VisitBuki kemudian ditutup dengan penyerahan buku bacaan untuk TK Saaja dan menarik kembali buku-buka yang dipinjamkan sebelumnya untuk nantinya buku itu akan jalan-jalan lagi ke tempat lain.

Senang?

Senang sekali! Bermain bersama adik-adik TK Saaja memang salalu menyenangkan. Apalagi kegiatan kali ini kami belajar hal baru yang sangat berguna dan bisa diterapkan di rumah. Bahkan aku pun ketagihan mau menanam lagi. Hihi.

Sampai ketemu di #VisitBuki selanjutnya..

Kadek Dwika Yundarani

Krucil Buki | Industrial engineering student

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

Ketika Koleksi Buki Jalan-jalan ke Cikoneng

Cerita Berikutnya

Mengalirlah Laksana Sungai Lematang

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya