Virus Buki Menyebar Sampai Tak Terhitung

6 menit membaca

3 Oktober 2015, ada acara apa tuh di tanggal itu? Kenapa ramai banget sama adik-adik? Ramai juga kakak-kakaknya? Ada acara apa yaaaa? Seru banget kayanya. Ternyataaaaaaaaa.. ada acara perayaan ulang tahun Buku Berkaki yang ke-4! #BUKIFUNTASTIC4!

Ulang tahun Buki sebenernya tanggal 30 September tapi dirayakan tanggal 3 Oktober. Di acara perayaan Buki yang ke-4 tahun, Buki mengundang adik-adik dari 4 rumah singgah dan rumah belajar. Ada 44 adik yang diundang yaitu 11 orang dari masing-masing rumah singgah dan rumah belajar, yaitu Rumah Belajar Rawamangun, SB Simatupang, Al muanah, Yanatel.

Acara dimulai jam 8, start di Museum Nasional Indonesia dan kemeriahan bertabur kebahagian pun dimulai. Di museum Nasional, adik-adik diajak untuk bermain sambil belajar di Kids Corner. Di sana mereka diajak belajar membatik dan mengecat kendi.  Seru banget! Bagi yang rapi dan kreatif mengecat kendinya diberi hadiah oleh kakak Krucils membuat mereka makin senang.

Buki_Ana_Share

Setelah itu tidak lupa ilmu pengetahuan mereka pun bertambah dengan cara mengelilingi museum yang dipandu oleh Kak Eli  dari pihak museum dan Kak Indra dari Komunitas Aleut. Mereka menjelaskan dengan detail tentang sejarah benda-benda yang ada di museum. Kami pun mendapatkan pelajaran pembelajaran tentang sejarah di masa lalu. Tidak lupa adik-adik mencatat info-info yang disampaikan oleh Kak Eli dan Kak  Indra di buku kecil yang diberikan oleh kakak Krucils.

Tidak mengurangi semangat, kami pun melangkahkan kaki ke Monas dengan berjalan bersama sambil berbaris rapi. Sesampainya di Monas pukul 11.45 wib yang hampir memasuki waktu shalat zuhur, kamipun di Monas hanya berfoto dan langsung bergegas pergi ke museum Kebangkitan Nasional, tempat dimana acara puncak akan dilaksanakan.  Meskipun kita melewatkan berkunjung ke masjid Istiqlal karena waktu yang mepet.

Monas

Matahari amat sangat terik siang itu, namun tidak bisa matahari membakar semangat adik-adik. Mereka tetap bergembira sembari berjalan menuju parkiran Monas. Sesampainya di parkiran, adik-adik langung naik mobil angkot yang sudah disewa. Selama di perjalanan menuju ketempat puncak acara perayaan ultah Buki, adik-adik pun bertanya-tanya kepada saya, “Kak, kita mau pergi ke perpus Buku Berkaki yaaaa?” yang lain pun bersautan, “Kita mau ke museum tahu, kita bakal liat alat pemecah kepala,” saya menjawab dengan semangat “Iyaaaaa, kita pengen ke perpus Buku Berkaki yang letaknya di Museum Kebangkitan Nasional dan di museum itu terdapat alat-alat pemecah kepala”.

Baca juga:
Keberkahan Tiada Henti
Membaca Bersama, Pererat Hubungan Ibu dan Anak
Buka Puasa Bareng Buki

Dalam perjalanan, kamipun bernyanyi memecah kesunyian.  Kami bernyanyi lagu mars RumbelRaw. Oh ya, saya adalah Triana, pendamping dari Rumah Belajar Rawamangun dan baru bergabung di Buku Berkaki saat pindah perpus Buki beberapa waktu lalu.

Back to story
Sesampainya di Museum Kebangkitan Nasional kami beristirahat, sholat dan makan siang bersama.  Tepat jam 13.00 kami pun bersiap. Lho? Bersiap ngapain? Bersiap-siap buat bersenang-senang dong. Kakak Krucils sudah mempersiapkan games seruuuuuuu… yeaaaaaay! Kami senang bermain!

Adik-adik bergembira meskipun tidak saling mengenal, kami lantas berkenalan satu sama lain melalui satu games, yakni kita membuat satu lingkaran yang besar dan Kak Meyer menujuk satu orang lalu orang tersebut harus menjabat tangan orang di sebelahnya sambil berkenalan. Seru yaa! Hehehe.

Nobar Film Sejarah Museum
Nobar Film Sejarah Museum

Banyak sekali permainan sampai tidak terasa waktu berputar sangat cepat. Setelah senang bermain kami diajak berkeliling Museum Kebangkitan Nasional.  Pertama-tama kami diajak menontn film. Wow film apa tuh, Kak? Kami menonton film sejarah Museum Kebangkitan Nasional. Adik-adik pun sekarang tahu bagaimana Museum Kebangkitan Nasional dulunya mulai dari awal berdiri hingga jadi seperti sekarang. Setelah tahu kami diajak melihat benda apa saja yang ada di museum seperti alat pemecah kepala, peralatan kerja dokter pada masa lalu. Duh keren-keren banget deh.

Setelah puas berkeliling, kami tiba di perpus Buku Berkaki yang sudah dihias cantik oleh kakak Krucils bak pesta ulang tahun sweetseventeen anak SMA. Hehehehe.

ACARA PUNCAK!! Pemotongan kue ulang tahun Buki
Sebelum itu ada kakak ketua Buki mau memberi kata sambutan, yaitu kak Ali yang amat sangat memotivasi adik-adik dan kakak-kakak tentang pentingnya membaca buku. Lalu tiba saatnya kami semua mendendangkan jingle Buki. Lantas acara meniup lilin bersama dilakukan sambil berdendang lagu selamat ulang tahun. Sambil menunggu kuenya dipotong kamipun berfoto-foto dengan senyum semangat tentunya dengan ekspresi happy.

12087190_1163389187011726_5897872249499845720_o

Tak lupa kamipun berdoa bersama untuk buku berkaki agar Buki menjadi komunitas yang selalu menebarkan virus-virus kebaikan. Semoga Buki makin jaya, semoga Buki bisa berbagi ilmu melalui buku-buku yang ada untuk anak-anak seluruh Indonesia. Selesai berdoa kakak Krucils membagikan kue dan goodie bag untuk adik-adik. Acara pun selesai dengan meriah dan ceria.

Terimakasih Buku Berkaki yang bersedia berbagi kebahagian bersama 11 adik-adik kami. Saya bersyukur bisa ikut dalam acara ini. Semoga tahun depan, tahun depannya lagi, sampai tak terhitung tahun, Buku Berkaki bisa terus dan terus membagikan virus-virus positifnya.

WHEN A BOOK WALKS A DREAM WORKS.

***

Triana Febriani
Penulis adalah Krucil Buki yang juga aktif di Rumah Belajar Rawamangun

bukuberkaki

Ini adalah semacam gerakan sosial. Layaknya kaki, maka pasti hubungannya dengan jalan-jalan. Jalan-jalannya dari panti ke panti. Nah, yang jalan-jalannya adalah bacaan gratis.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

#BUKIFUNtastic4

Cerita Berikutnya

Percayalah, Dongeng Itu Baik

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya