/

Berbagi Harapan di Hari Kemerdekaan

4 menit membaca

Tak ada kata bosan mengingatkan generasi penerus bangsa untuk memiliki harapan dan cita-cita setinggi langit. Tak luput juga dalam rangka memperingati dirgahayu kemerdekaan Indonesia yang ke-71.

‘’Apa sih harapan adik-adik untuk Indonesia ke depannya?’’

Pertanyaan itulah yang menjadi tema #VisitBuki pada Minggu, 13 Agustus 2016 lalu di panti asuhan Al-Qi Bogor. Ini bukanlah pertama kali Buki mengunjungi adik-adik panti asuhan tersebut. Beberapa krucil sudah lebih dahulu mengenal adik-adik panti asuhan Al-Qi semenjak mereka masih bayi hingga sudah menjadi bocah enerjik seperti sekarang.

Acara dimulai dengan doa bersama dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk melakukan games estafet sedotan. Adik-adik kecil hingga kakak-kakak yang lebih senior bekerjasama untuk menjadi tim terbaik dalam estafet sedotan. Lomba dilakukan dalam dua ronde dan semua team kompak bersemangat untuk menjadi pemenang.

Kali ini, Buki juga memiliki agenda mengasah keterampilan adik-adik dan berbagi harapan bersama mengenai Indonesia dengan membuat lampion harapan. Dengan menggunakan bahan kertas mika, gunting, dan doubletape, adik-adik bersemangat melipat dan menggunting sesuai arahan dari Kak Rere. Mereka juga diberi waktu untuk menuliskan harapan mengenai republik tercinta ini.

“Semoga Indonesia menjadi lebih indah”

“Semoga Indonesia makin maju, sejahtera, bebas korupsi, harga makanan menjadi murah”

“Ingin makin banyak teman-teman baik di Indonesia”

“Semoga di Indonesia bisa naik pesawat gratis”

“Saya ingin Indonesia lebih baik lagi dan seterusnya”

Begitulah sekilas harapan yang ditulis oleh adik-adik Al-Qi. Harapan yang ditulis di selembar kertas post-it tersebut disematkan di lampion kemudian digantung di sepanjang lampu warna-warni. Kerlap-kerlip lampu membuat cantik hall utama panti asuhan. Senyum manis penghuni panti asuhan Al-Qi pun merekah melihat hasil karya mereka menghiasi sudut ruangan.

Setelah makan siang, agenda peminjaman buku dan sesi membaca buku bersama tidak ketinggalan dilakukan. Adik-adik langsung berebut mencari buku dengan judul dan cover yang paling menarik minat mereka. Ibu Maya sebagai penanggung jawab panti berseru, “Benar dibaca isinya ya.. Jangan dibaca judulnya aja”. Disambung dengan jawaban koor mereka mengiyakan instruksi Bu Maya.

Dongeng bersama kakak Ale menambah keceriaan hari Minggu yang cerah di Bogor. Gaya penceritaan yang interaktif ditambah dengan humor segar khas Kak Ale menjadi sumber tawa ceria di hall panti asuhan siang itu. Kisah Nabi Daud melawan raksasa Jalud yang menyelipkan pesan keberanian menjadi tema dongeng bersama Kak Ale.

Penyerahan bantuan berupa sembako menjadi gong telah berakhirnya #VisitBuki kali ini. Setelah doa penutup, krucil pun berpamitan dengan adik-adik panti asuhan Al-Qi.

Perjuangan mengisi kemerdekaan masih panjang. Perjuangan melawan kebodohan disiasati dengan buku dan ilmu pengetahuan. Semoga #VisitBuki bisa menjadi sumbu api semangat pantang menyerah dan hidup yang lebih baik bagi adik-adik penerus bangsa tercinta Indonesia.

Sampai berjumpa lagi di #VisitBuki selanjutnya.

When a book walks, a dream works.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Cerita Sebelumnya

Berbicara Tentang Warna

Cerita Berikutnya

Impian di Lembar Kertas

Terbaru dari Blog

#RabuBacaBuku: Na Willa

Siapa bilang kalau cerita anak hanya bisa dinikmati oleh para anak kecil? Mengambil latar belakang Surabaya