“Warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. Namun, bukankah kita tak pernah bisa memilih dengan warna apa kita lahir?” ~ Erwin Arnada
Kita tidak bisa memilih dengan warna apa kita lahir, kalimat ini sungguh membuatku merinding tiap kali membacanya. Bagaimana tidak, kita selalu sibuk menuntut Tuhan untuk memberi warna yang kita pilih, mendapat apa yang kita ingin. Kita terus saja melihat warna yang orang lain punya, sampai lupa mempercantik warna yang ditakdirkan untuk kita. Lihat saja adik-adik anak jalanan di Lapak Pemulung Rawamangun ini, hidup dalam lingkup kerasnya ibukota dengan tingkat ekonomi memprihatinkan. Jika di izinkan memilih menjadi apa kelak mereka lahir, pasti tidak ada yang mau menjadi seperti itu. Kita memang tidak bisa memilih dengan warna apa kita lahir, tidak akan bisa tapi kita bisa merawat warna yang ditakdirkan-Nya dan dengan bersama orang-orang yang tepat menjadikanya indah untuk dipandang. Masih banyak orang-orang baik yang peduli dengan sesama, ucapan terimakasih untuk komunitas KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan) dan komunitasku Buku Berkaki untuk senatiasi peduli dan menjaga asa mereka tetap ada.
Ini tempat tinggal sementara yg mereka tempati. Tenda yg dibangun di antara puing abu bangunan & sampah #VisitBuki pic.twitter.com/QLOjlq5Jzu
— BukuBerkaki (@BukuBerkaki) May 31, 2016
Rumah belajar KOPAJA didirikan untuk senastiasa menjaga asa adik-adik di daerah Lapak Pemulung Rawamangun ini tetap ada. Namun, beberapa minggu kemarin terdengar kabar tentang musibah kebakaran yang dialami kawan-kawan pemulung kita di Rawamangun. Rumah belajar KOPAJA pun tidak luput dilalap api, mendengar kabar itu aku dan komunitas Buku Berkaki merasa sedih dan miris. Pasalnya kejadian ini sudah terjadi 2 kali, kita tidak mau berburuk sangka untuk berfikir ada oknum yang sengaja membakar daerah itu. Tapi dengan doa semoga adik-adik dan kawan-kawan di daerah lapak pemulung tidak ada yang menjadi korban. Setelah dirundingkan dan kebetulan bertepatan dengan agenda rutin kita yaitu #VisitBuki, akhirnya kita putuskan untuk melakukan #VisitBuki didaerah itu. Dengan mengadakan #VisitBuki di daerah itu harapan kita bisa sembari memberi semangat pada Komunitas KOPAJA dan menghibur adik-adik dengan acara yang sudah kita siapkan.
Krucil Buki pun memulai minggu pagi dg menemani mereka dipandu kak @metriaana @HusnaAlliyus @yulaikawid #VisitBuki pic.twitter.com/mpBL9JQFo3
— BukuBerkaki (@BukuBerkaki) May 31, 2016
Hari Minggu 29 Mei 2016 pun tiba, hari inilah #VisitBuki dilaksanakan dengan donasi-donasi yang sudah terkumpul di Perpustakaan Buku Berkaki siap untuk dibawa ke Lapak Pemulung Rawamangun. Kak Meyer dan Kak Agung membawa donasi yang sudah terkumpul bersama temen-temen krucil buki yang lain. Beberapa krucil ada yang sudah berada di lokasi, dan ada juga yang menunggu di lokasi kumpul di Halte Trans Jakarta UNJ. Pukul 10.30 kami sudah berkumpul semua dilokasi, Acara #VisitBuki pun dimulai. Acara ini akan di pandu oleh kak Amanda, Kak Ika dan aku. Sebelum memulai acara kita melakukan doa terlebih dahulu, ternyata adik-adik atusias sekali memulai acara kali ini terbukti dik Agus dan dik Andika mau maju memimpin doa bersama. Setelah berdoa, acara dimulai dengan permainan tebak kata tentang hewan dan kebiasaan uniknya.
Adik-adik pun antusias menerka kata sambil menerka-nerka pertanya yang berkaitan dengan hewan tersebut. Awal dari permainan tebak kata ini adik-adik sepertinya masih malu-malu, terlihat saat salah satu dari mereka kebingungan, melihat itu adik-adik yang melihatpun tertawa kitapun juga ikut tertawa. Untuk memberi gambaran pada adik-adik, aku dan Kak Ika memperagakan permainan ini. Alhasil Hewan demi hewan mulai terjawab, adik-adikpun mulai mempunyai gambaran tentang ciri-ciri hewan dan kebiasan-kebiasaannya. Permainan tebak kata ini memilih kategori hewan karena berkaitan dengan permainan selanjutnya yaitu ‘DIY’ Kreasi DVD bekas menjadi hewan.
#VisitBuki dimulai dg permainan ‘Tebak Kata’ tg hewan dan kebiasaan uniknya. Adik-adik pun antusias menerka kata. pic.twitter.com/DEG4csUuQI
— BukuBerkaki (@BukuBerkaki) May 31, 2016
Permainan DIY dimulai, beberapa Krucil membagi pita, kertas lipat, lem & spidol. Adik-adik langsung dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok didampingi oleh kakak-kakak krucil untuk membantu adik-adik berkreasi. Permainan DIY ini berlangsung sekitar satu setengah jam, kita kaget dan bingung melihat hasil kreasi adik-adik yang bagus- bagus dan kreatif. Adik-adik ada yang membuat kura-kura ninja, kepik, burung, kupu-kupu, siput dan banyak lagi. Karena cukup bingung untuk menentukan pemenang permainan ini akhirnya kita inisitif untuk menawari adik-adik maju menceritakan dan meniru hewan apa yang mereka buat. Dengan berani maju dan bercerita itulah juaranya, akhirnya 4 orang maju dan menceritakan apa yang mereka buat ada yang bercerita tentang kupu-kupu yang dia buat, burung, dan kura-kura.
Adik-adik sibuk sekali nih menggunting kertas, menempel mata dan melukis lempeng DVD mereka dg hiasan #VisitBuki pic.twitter.com/Sbu50OujUM
— BukuBerkaki (@BukuBerkaki) May 31, 2016
Permainan DIY Kreasi DVD bekas menjadi hewan pun usai, Selanjutnya adalah dongeng. Nah adik-adik akan didongengi oleh Kak Ale, siapa sih yang tidak kenal kakak kita yang satu ini. Kak Ale ini sudah malang melintang dalam urusan mendongeng dan uniknya tiap mendongeng Kak Ale menyisipkan pesan moral untuk adik-adik. Kak Ale pun mulai mendongeng, dia menceritakan tentang Tiara yang menegur temanya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah dapat menyumbat selokan, apalagi ini bulan Mei intensitas hujan masih tinggi. Akhirnya hujan besar tiba teman Tiara tetap saja membuang sampah sembarangan, alhasil rumahnya tergenang banjir.
Dari dongeng yang sudah diceritakan tadi, kak Ale pun menasihati sambil mencontohkan untuk memanfaatkan sampah. Kak Ale pun berkreasi membuat wadah pensil dari botol bekas. Selanjutnya Kak Ale menawarkan adik-adik untuk maju dan bercerita apa yang sudah Kak Ale ceritakan, supaya adik-adik berani untuk maju dan kelak bisa mendongeng sepertinya. Andika pun dengan malu-malu mengangkat tangan dan beranjak maju, dengan sedikit malu Andika menceritakan tentang Tiara yang menegur temanya yang membuang sampah sembarangan. Usai bercerita kita memberi hadiah pada Andika yang berani maju bercerita.
Donasi berupa buku bacaan, sembako & 4 boks baju layak pakai jg turut diserahkan kepada @kopajajakarta #VisitBuki pic.twitter.com/bEsDX9vDar
— BukuBerkaki (@BukuBerkaki) May 31, 2016
Waktu beranjak siang dan #VisitBuki pun ditutup dengan foto-foto bersama-sama. Semoga adik-adik terhibur dan senatiasa percaya masih banyak orang-orang baik yang peduli dengan mereka. Dan untuk menutup tulisan ini, kutipan ini aku rasa cocok, “Tahukah kau mengapa Tuhan menciptakan langit dan lautan? Semata agar kita tahu dalam perbedaan, ada batasan yang membuat mereka tampak indah dipandang” ~ Erwin Arnada
When a book walks, a dream works.
Gimana caranya menjadi relawan buku berkaki ka?
Semoga menginspirasi dan memotivasi semangat membaca anak bangsa 🙂
Silahkan klik di halaman web kita ya, Kak. Atau isi form ini bit.ly/FormVolunteerBuki
Terima kasihh, Kak. 🙂